Latest Posts

From Surabaya to be a legend

By 12:03:00 AM

THE TIELMAN BROTHERS



The story of THE TIELMAN BROTHERS begin in Surabaya, where the 4 little brothers Tielman and little sister Jane started performing together in 1945 folk songs and traditional dances. Father Herman a captain and later quartermaster in the KNIL (Royal Dutch Indonesian Army) and he had stayed in a Japanese concentration camp. He owned a house in Surabaya and started to play music together with his friends. Herman Tielman was a gifted all round musician and he was the one that supplied Reggy, Ponthon, Andy, Loulou and Jane with their rich musical luggage. From the started Ponthon wanted to play the big double bass. Reggy wanted to play banjo and little Loulou was fond of the drums. Andy learned to play lead guitar. During their first performance during a house party they surprised their fathers friends with difficult numbers like Tiger Rag and 12th Street Rag.






STRANGERS IN THEIR LAND

Yang menyedihkan, 50 tahun sejak pertama kali menggebrak dunia dengan Indorock, The Tielman Brothers hingga kini masih menjadi nama yang asing di tanahair mereka sendiri.

"Saya sangat rindu dengan saudara-saudara saya. Jika sedang berada di atas panggung saya selalu merasa mereka masih mendampingi saya. Itu makanya saya selalu membuka konser dengan memainkan lagu ‘Guitar Boogie' sebagai penghormatan bagi The Tielman Brothers. Lagu dari tahun 1951 ini merupakan lagu pertama yang kami gubah dan mainkan dengan gaya rock & roll. Saya akan terus memainkan lagu ini hingga akhir hayat saya nanti," ujar Andy Tielman, gitaris sekaligus eks-frontman The Tielman Brothers di tahun 1998.

Bersama kakak tertuanya, Reggy Tielman, ia merupakan figur yang tersisa dari kejayaan musikal keluarga Tielman. Tiga orang saudara mereka tercinta, Ponthon, Loulou dan Jane Tielman telah meninggal dunia dengan tenang sebelumnya. Jane wafat pada tahun 1993 dan Loulou menyusul setahun kemudian di Australia. Ponthon sendiri wafat di Jember, Jawa Timur pada tahun 2000 silam.

Publik Belanda kerap menjuluki Andy Tielman sebagai "The Godfather of Dutch Rock & Roll" sementara bagi para penggemar Indorock ia disebut sebagai "The Uncrowned King of Indorock." Dua tahun yang lalu atau tepatnya 11 Juni 2005, Andy Tielman bahkan sempat menerima penghargaan bergengsi Order of the Orange-Nassau dari pemerintah Kerajaan Belanda atas jasa-jasanya.

Semua ini berkat dedikasi dan inovasi Andy yang sangat besar bagi perkembangan kultur pop di Belanda. Jauh sebelum Jimi Hendrix, Jimmy Page atau Ritchie Blackmore mempopulerkan atraksi bermain gitar dengan gigi, di belakang kepala atau di belakang badan, Andy Tielman telah memperkenalkan aksi akrobatik legendaris ini sejak tahun 1957 bersama The Tielman Brothers.

Kabarnya, atraksi akrobat gitar Andy Tielman yang jauh mendahului jamannya ini sempat membuat George Harrison, gitaris The Beatles mengidolakan dirinya. Konon, George di akhir ‘60an via majalah ROLLING STONE sempat menjuluki Andy Tielman sebagai "Andy, the Indo-Man" setelah terkesima menyaksikan Andy memainkan komposisi instrumental "Java Guitars" di Top To Club. Kebetulan The Beatles juga mengawali karir mereka sama halnya dengan The Tielman Brothers yaitu manggung dari klub satu ke klub lainnya di seputaran Hamburg, Jerman.

Walau fakta membuktikan bahwa The Beatles dan The Tielman Brothers tidak pernah manggung bersama di bawah satu atap, namun pengaruh musik anak-anak muda tanahair ini agaknya cukup besar. Di dalam buku Dangerous Crossroads karangan George Lipsitz (September 1998) sempat dijelaskan bahwa, "Penampilan rock & roll dan aksi akrobat The Tielman Brothers mendapat perhatian besar. Mereka memainkan gitar dan bass dengan kaki dan gigi. Bahkan terkadang memainkannya di belakang kepala. Aksi ini menuai popularitas di Eropa hingga akhirnya mereka memiliki massa penggemar fanatik sendiri di Hamburg, Jerman, tempat dimana mereka mungkin membawa pengaruh penting pula bagi awal karir The Beatles!"

Pengaruh Andy Tielman dan The Tielman Brothers ternyata tak hanya sebatas itu. Inovasinya bagi perkembangan gitar listrik juga cukup diakui dunia. Seperti ditulis oleh seorang peneliti asal Belanda, Cees Bakker:

"Pada tahun 1961 Andy Tielman dan gitaris lainnya di band (The Tielman Brothers) menukar gitar mereka dari Gibson Les Paul menjadi Olympic White Jazzmasters, diduga karena ia merasa terlalu berat menyandang gitar Les Paul. Ternyata Andy mendapati sound gitar barunya terlalu tipis, ia pun memutuskan untuk memodifikasi sendiri gitar Jazzmasternya menjadi bersenar 10.... Ketika Andy berhasil mendapatkan sound baru dari gitarnya semua orang pun penasaran. Untuk beberapa saat saat manggung ia sempat menutupi kepala gitarnya dengan handuk. Hal ini tidak bertahan lama, penemuannya ini kemudian diikuti oleh band-band lainnya. Perusahaan gitar Fender bahkan sempat mengirimkan seorang perwakilan mereka untuk melihat gitar unik Jazzmaster 10 senar milik Andy namun agaknya mereka tidak mencapai kesepakatan kerjasama."

You Might Also Like

0 comment